Jaga Kearifan Lokal, Tenaga Angkut TPK Libatkan Warga Sekitar
Menurut Kasi Produksi KPH Mantingan, Sudartomo, hal itu disebabkan untuk mengangkut dan memindahkan kayu log dari tumpukan kayu kayu di area TPK sangat luas dan jalurnya tidak bisa dilalui truk bila musim hujan.
“Di musim kemaraupun gak bisa masuk karena terhadang tumpukan kayu-kayu tebangan, ” ujar Sudartomo.
Lebih lanjut, Sudartomo menyampaikan, bahwa saat ini memang masih menggunakan tenaga manusia untuk mengangkut kayu-kayu dari tempat penimbunan ke truk angkut.
“Disisi lain tenaga angkut untuk memberdayakan warga sekitar yang memang membutuhkan pekerjaan tenaga angkut. “tutur dia.
Seiring dengan perkembangan jaman, dijelaskan oleh Sudartomo untuk pembiayaan alat-alat berat cukup mahal, sejak itu Perhutani memberdayakan masyarakat sekitar yang ingin kerja di dalam TPK sebagai tenaga angkut . Sekaligus membantu pengawasan pengamanan dalam area TPK di malam hari.
“Kalau menilik sejarah kita kembali tempo dulu mengangkut kayu kita pakai tenaga manusia. Makanya kami memberdayakan masyarakat sekitar sekaligus memelihara kearifan lokal.”terang dia.
Sopir angkut Truk kayu Sakijan, menambahkan bahwa dengan memberdayakan masyarakat di TPK Perhutani telah memberikan lapangan kerja bagi warga sekitar yang nota bene pencari rencek di hutan kini beralih menjadi juru angkut kayu.
“Pihak konsumen juga sangat terlayani dengan baik mereka bekerja dengan tanpa membedakan pengusaha bermodal kecil maupun bermodal besar, ”ungkap dia.
Salah satu pekerja angkut Kayu Sejati mengungkapkan merasa senang dapat kerja di area TPK Medang sambil ikut memantau pengamanan pada waktu malam hari. Penghasilan dari hasil angkut kayu cukup.
” Tetapi kadang kalau pas lagi sepi hasilnya hanya cukup buat makan satu keluarga. Kalau pas banyak order kadang sampai sore. Bahkan minggu pun kita kerja, ”ucap dia.
Sekitar tahun 80 puluhan Perhutani pernah menggunakan alat berat untuk menaikkan kayu kayu di kapling ke dalam truk pengangkut. Karena dari sisi perawatan cukup mahal. Disisi lain Perhutani ingin memberdayakan masyarakat sekitar TPK untuk ikut bekerja, maka sejak tahun 90 han Perhutani gak lagi menggunakan alat berat. ( Sigit ).