Rohedy Tityana R.J: “Pilih Profesi Sesuai Kata Hati”
Cover Edisi November 2018 |
Di Semarang, nama Rohedy Tityana Riezki Jodisaputra selain
dikenal sebagai pebisnis Dekorasi ia juga lebih lama menggeluti dunia bisnis
bunga. Bahkan nama Dia dikenal oleh semua kalangan dan lapisan sosial
masyarakat.
dikenal sebagai pebisnis Dekorasi ia juga lebih lama menggeluti dunia bisnis
bunga. Bahkan nama Dia dikenal oleh semua kalangan dan lapisan sosial
masyarakat.
Kalau sekarang Rohedy Tityana Riezki Jodisaputra yang sering
dipanggil AIZ menjadi pengusaha sukses Bunga dan baru-baru ini merambah ke
dunia dekorasi, itu bukan prestasi yang didapat dengan mudah. Pencapaian saat
ini diraih berkat perjuangan dari bawah dengan modal kerja keras.
dipanggil AIZ menjadi pengusaha sukses Bunga dan baru-baru ini merambah ke
dunia dekorasi, itu bukan prestasi yang didapat dengan mudah. Pencapaian saat
ini diraih berkat perjuangan dari bawah dengan modal kerja keras.
Aiz lahir di Kota Semarang. Pada usia yang relatif muda, Aiz
memberanikan diri untuk memulai bisnisnya. Aiz terbiasa bekerja keras dan jiwa
sosialnya membuat dirinya lebih dikenal warga sekitarnya.
memberanikan diri untuk memulai bisnisnya. Aiz terbiasa bekerja keras dan jiwa
sosialnya membuat dirinya lebih dikenal warga sekitarnya.
Jiwa sosial Aiz sangatlah luar biasa, bagaimana tidak, tidak
hanya warga Semarang saja namun Warga Blora juga ikut merasakannya.
hanya warga Semarang saja namun Warga Blora juga ikut merasakannya.
Kelas Inspirasi Blora #1 dan Kelas Inspirasi Blora #2
menjadi bagian dirinya untuk menularkan semangatnya kepada adik-adik dari
sekolah dasar di Kabupaten Blora tersebut.
menjadi bagian dirinya untuk menularkan semangatnya kepada adik-adik dari
sekolah dasar di Kabupaten Blora tersebut.
Menjadi Relawan pengajar menjadi kebanggaan baginya. Untuk
datang ke Blora sendiri ia harus merogoh kocek yang tidak agar bisa ikut
memberikan inspirasi kepada anak-anak SD di Blora.
datang ke Blora sendiri ia harus merogoh kocek yang tidak agar bisa ikut
memberikan inspirasi kepada anak-anak SD di Blora.
“Awal mula bergabung dengan Kelas Inspirasi, tidak ada
embel-embel membangun pendidikan anak Indonesia. Sungguh kalimat ini terasa
amat berat. Dengan tagline ”Cuti Sehari, Selamanya Menginspirasi” pun
masih hanya terbatas kalimat cantik tanpa arti,” lanjutnya
embel-embel membangun pendidikan anak Indonesia. Sungguh kalimat ini terasa
amat berat. Dengan tagline ”Cuti Sehari, Selamanya Menginspirasi” pun
masih hanya terbatas kalimat cantik tanpa arti,” lanjutnya
Justru saya ambil bagian karena merasa diri saya rendah,
tidak bernilai. Melihat kanan kiri kawan-kawan saya mulai melaju pesat, saya seperti
kehilangan wajah dan harga diri, Memang pekerjaan saya adalah pilihan saya
sendiri, dengan keuntungan dan segala risikonya,” tambah wanita Alumni
Universitas Diponegoro
tidak bernilai. Melihat kanan kiri kawan-kawan saya mulai melaju pesat, saya seperti
kehilangan wajah dan harga diri, Memang pekerjaan saya adalah pilihan saya
sendiri, dengan keuntungan dan segala risikonya,” tambah wanita Alumni
Universitas Diponegoro
Ia datang ke Blora ingin memberikan motivasi kepada anak SD
yang kebetulan jatuh di SDN 5 Bleboh Rumbel yang ia dapatkan dari Kelas
Inspirasi Blora #2 ini.
yang kebetulan jatuh di SDN 5 Bleboh Rumbel yang ia dapatkan dari Kelas
Inspirasi Blora #2 ini.
“Saya ingin menularkan ke adik-adik, bahwa kita bisa
menjadi apa saja yang kita mau. Tak melulu harus terpaku pada profesi yang
sudah umum, bukan berarti profesi itu tidak baik. Namun mengikuti kata hati
pun, jika dengan tekun kau bangun, apapun bisa menjadi nyata. Kelas Inspirasi
menjadi ajang saya menularkan ide baru kepada adik-adik, bekerja tak hanya di
kantor.,” ungkapnya
menjadi apa saja yang kita mau. Tak melulu harus terpaku pada profesi yang
sudah umum, bukan berarti profesi itu tidak baik. Namun mengikuti kata hati
pun, jika dengan tekun kau bangun, apapun bisa menjadi nyata. Kelas Inspirasi
menjadi ajang saya menularkan ide baru kepada adik-adik, bekerja tak hanya di
kantor.,” ungkapnya
Saya berbinar-binar sekali, ketika selesai kelas, ada salah
satu adik bertanya pada saya. Saya suka main bola, bolehlah saya bercita-cita
menjadi pemain bola? Saya suka nyanyi, bolehkah sy menjadi penyanyi? Saya suka
menggambar kak, bolehkah sy menjadi pelukis? Mereka berarti telah mendapatkan
inti dari nilai yang saya ajarkan,” imbuhnya sambil mata berkaca-kaca
satu adik bertanya pada saya. Saya suka main bola, bolehlah saya bercita-cita
menjadi pemain bola? Saya suka nyanyi, bolehkah sy menjadi penyanyi? Saya suka
menggambar kak, bolehkah sy menjadi pelukis? Mereka berarti telah mendapatkan
inti dari nilai yang saya ajarkan,” imbuhnya sambil mata berkaca-kaca
“Dengan berhasil berbagi, saya tidak merasa kurang lagi.
Tidak rendah lagi. Karena untuk berbagi, saya harus punya sesuatu untuk dibagi
kan? Juga rezeki dari silaturahmi yang semakin luas, karena bertambahnya
saudara dan keluarga baru dari mana saja, dengan cerita mereka masing-masing.
Terselip harapan bersama, bahwa kami benar-benar sanggup menjadi aktor penumbuh Asa, pembangun
mimpi, penggerak pendidikan anak Indonesia,” tutupnya.(moe)
Tidak rendah lagi. Karena untuk berbagi, saya harus punya sesuatu untuk dibagi
kan? Juga rezeki dari silaturahmi yang semakin luas, karena bertambahnya
saudara dan keluarga baru dari mana saja, dengan cerita mereka masing-masing.
Terselip harapan bersama, bahwa kami benar-benar sanggup menjadi aktor penumbuh Asa, pembangun
mimpi, penggerak pendidikan anak Indonesia,” tutupnya.(moe)
Biodata :
Nama : Rohedy
Tityana Riezki Jodisaputra
Tityana Riezki Jodisaputra
Panggilan : Aiz
TTL :
Semarang 5 April 1993
Semarang 5 April 1993
Sekolah :
SMAN 3 Semarang
SMAN 3 Semarang
Kuliah :
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Semarang
Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Semarang
Nama Ibu : Sri
Widyawati
Widyawati
Nama Ayah :
Rohedy Djoko Sarwon