Lonjakan Gas Melon 3 Kg Awal Puasa Dindagkop dan UMKM Awasi HET Di Pangkalan
Brangkasnews Blora Harga gas elpiji tiga kilogram di Blora tembus Rp 30.000 per tabung di sebagian wilayah. Selain itu, masyarakat miskin kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi tersebut lantaran stok habis dan distribusi sudah dijatah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora tengah lakukan pengawasan.
Dwi warga Kedungjenar mengatakan, harga elpiji melon tembus Rp 30.000 per tabung. Melambungnya harga elpiji melon tentu membuat warga kesusahan. Apalagi, hingga memasuki puasa, keberadaan gas subsidi itu masih sulit didapatkan. ’’Mondar-mandir ke sana kemari, cari gas elpiji, tapi enggak dapat,” ujarnya. Kamis (7/3/2024) di pangkalan gas Blora.
Lonjakan harga elpiji melon. Awalnya harga Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per tabung. Kini naik menjadi Rp 28.000 per tabung. ’’Saya kira hanya sulit saja mendapatkan elpiji, tapi harganya juga naik tinggi,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) Blora Kiswoyo mengatakan, melambungnya harga yang tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) terjadi di beberapa titik. Saat ini, pihaknya sedang melakukan pengawasan dan evaluasi.
’’Mungkin terjadi di beberapa titik. Sampai di tingkat konsumen mencapai Rp 27.000 sampai Rp 28.000 per tabung,” paparnya.
Ia mengatakan, berdasar checking di stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) yang melaksanakan pengisian dan distribusi sesuai kuota Pertamina. Di tahun 2024 sebanyak 23.741metrik ton, yang didistribusikan masih sekitar 1,2 persen.
Kiswoyo membeberkan, bahwa rata-rata SPBE mendapatkan kuota sekitar 22, 23, dan 24 loading order (LO) atau sekitar 25.000 tabung yang harus beredar setiap harinya di dua SPBE. Tetapi, ketika tidak ada distribusi, maka akan ada ketimpangan pasar.
Akibatnya, terjadi gejolak. Pihaknya mengatakan, jika ada tanggal merah, hari libur, dan cuti bersama, maka akan ada alokasi tambahan ke Pertamina. Lebih lanjut, pihaknya memastikan untuk stok selama satu tahun ini masih aman.
Namun, yang menjadi kendala proses pendistribusiannya. ’’Dan kami meminta Pertamina bisa mendorong sesuai dengan kebutuhan,” pungkasnya.(***)