Keseimbangan Intelektual dan Emosional Kunci Keberhasilan Pendidikan
Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kab. Blora, Titik Umiyati S.Pd.M.Si
Keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah.
Hal itu terungkap dalam talk show gebyar ramadhan 1444 H Ngobrol Bareng Dinas Pendidikan dengan tema “Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional” di Alun-alun Blora, Senin (10/4/2023).
Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar, Titik Umiyati S.Pd.M.Si mengatakan, Dinas Pendidikan selalu menekankan kepada kepala sekolah untuk mengimplementasikan pembelajaran sosial emosional.
” Jangan hanya menyampaikan intelektual tetapi juga holistik jiwa kejujuran, disiplin, tanggung jawab, empati dan ini harus diterapkan pada anak anak,” jelasnya Titik yang menjadi nara sumber dalam talk show tersebut.
Menurut Titik Umiyati, terjadinya persoalan kenakalan anak, adanya bullying, anak putus sekolah hingga anak menjadi stres sampai bunuh diri disebabkan anak-anak tersebut belum menguasai sosial emosionalnya.
” Implementasi pembelajaran emosional ini wajib, sehingga anak ini memahami apa yang harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab tentunya ini secara berproses tidak mungkin instan, ” papar Titik.
Titik Umiyati berharap di Kabupaten Blora anak anak mempunyai jiwa sosial yang tinggi, mempunyai rasa empati kepada siapapun.
” Tidak adalagi ada bullying, tidak ada kenakalan remaja dan tidak adalagi anak putus sekolah seperti itu,” harap Titik.
Terkait Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional di sekolah, Titik Umiyati menyampaikan sebagai fasilator tingkat kementrian, dirinya telah implementasikan kepada sekolah, dan IKM sudah berjalan 2 tahun di Dinas Pendidikan.
” Memang tidak bisa instan, jadi tetap berproses dan itu bisa dilihat 5 tahun yang datang, ” jelas Titik.
Untuk mewujudkan smua itu, dikatakan Titik Umiyati perlunya dukungan dari semua warga sekolah.
” Perlu kolaborasi antara pihak sekolah, guru, orang tua, karena anak itu butuh keteladan. Tidak mungkin kita menjadi teladan, kalau kita sendiri tidak bisa memberi keteladanan, ” pungkasnya. (ms dhe & hd)