Atasi Tingginya Stunting, Blora Bentuk TPPS dan TPK
Masih tingginya angka stunting di Kabupaten Blora perlu dilakukan penanganan secara khusus.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DPPKB) Kabupaten Blora, Achmad Nur Hidayat, S,H,M.Si, MM saat mengisi talkshow pada gebyar ramadan di Alun-alun Blora, Jumat (7/4/2023).
Dalam dialog dengan mengambil tema “Pencegahan dan Penurunan Stunting” tersebut, Nur Hidayat menyampaikan perlu penanganan serius dan fokus dalam upaya penurunan angka stunting di wilayah Kab. Blora.
Untuk menurunkan angka yang masih tinggi itu, dikatakan Nur Hidayat harus fokus pada fase pencegahan yang dimulai sejak calon pengantin, ibu hamil dan anak di bawah usia dua tahun.
Menurut Nur Hidayat, Kabupaten Blora telah terbentuk membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang bertugas mengkoordinasikan, menyinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting dengan melibatkan lintas sektor.
Plt Kepala DPPKB Kabupaten Blora, Achmad Nur Hidayat, S,H,M.Si, MM
“Kami sudah membentuk TPPS yang di ketuai oleh Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati dan berbagai upaya untuk menurunkan sesuai dengan harapan dari bapak presiden Jokowi 14% “ujar nur Hidayat.
Selain TPPS, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader PKK dan Kader KB.
TPK akan bertugas mendeteksi dini faktor resiko stunting baik secara spesifik atau sensitif dan melakukan pendampingan dan surveilans, meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayan rujukan dan penerimaan bantuan sosial.
Pemerintah daerah sudah mendapat pemasukan anggaran dalam bentuk DAK dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) untuk memperlancar kegiatan Bangga Kencana khususnya penurunan stunting.
“Insyaallah hari Sabtu dan Minggu (8-9/4) akan diadakan genre mengabdi di kec. Todanan dan di hadiri oleh ibu Ainia Sholichah” ujarnya.
Terkait suguhan menarik dari DPPKB serta tampilan nyentriknya saat acara talkshow, Nur Hidayat mengaku hal itu merupakan menjadi “brand” dirinya.
Dengan tampilan baju hitam lengan panjang, serta model baju layaknya gamis dan mengenakan topi kotak-kotak, Nur Hidayat mengatakan perlu kerja agak lebih gila, tetapi tetap tercipta hasil kerja yang lebih nyata.
“Gila dalam kerja itu lebih baik bagi saya dari pada gila jabatan, karena gila kerja bisa dirasakan manfaat dan kebaikan bagi warga masyarakat, ” ujar Nur Hidayat.
Dengan berbagai terobosan dan cara bersosialisasi yang lebih unik dan mudah dicerna masyarakat, dikatakan Nur Hidayat diharapkan dapat mencapai target dan harapan Presiden Joko Widodo mengenai Stunting dan Pengendalian Penduduk bisa tercapai dan terpenuhi secara optimal. (ms dhe & hd)