Bawang Dayak dan Buah Parijoto, Potensi Tersembunyi di Desa Pelem, Kecamatan Jati
Banyak potensi di desa tersebut yang belum banyak di ketahui oleh masyarakat umum, salah satunya budidaya tunbuhan-tumbuhan yang bisa menjadi bahan ramuan jamu yang bisa menyehatkan tubuh, salah satunya yaitu tanaman Parijoto dan Bawang Dayak.
Hal itu terungkap setelah mahasiswa yang sedang KKN di Desa Pelem Kecamatan Jati, Blora, di ajak keliling Desa oleh Ratna Hindar Wati, yang merupakan Isteri dari Kepala Desa Pelem untuk melihat lingkungan dan di kenalkan warga di berbagai dukuh yang ada di desa tersebut, (27/2).
Dalam kesempatan tersebut, Ratna juga mengajak mahasiswa KKN meninjau melihat budidaya lele milik POKDAKAN ‘kelompok pembudidaya ikan dan budidaya tumbuhan herbal.
Bagi sebagian orang, buah Parijoto dan bawang dayak masih terdengar asing. menurut Ratna, buah parijoto merupakan tanaman yang tumbuh di daerah Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah.
“Buah parijoto juga memiliki banyak khasiat bagi tubuh, salah satunya untuk mengatasi masalah kesuburan atau sulit hamil,” jelasnya.
Buah berwarna merah itu disebut ampuh meningkatkan kesuburan hormonal pada wanita hingga menjaga fisik bayi saat dalam kandungan, buah ini menyerupai anggur tapi lebih kecil, warnanya ungu kemerahan, sangat cantik dan menggoda.
Buah itu mengandung antioksidan alami seperti tanin, flavonoid, dan saponin yang dapat menangkal radikal bebas masuk ke tubuh.
Sementara untuk Bawang Dayak, Ratna mengatakan memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan, baik bagi pria maupun wanita.
“Diantara khasiat bawang dayak adalah meringanan penyakit vertigo. Manfaat bawang dayak lainnya adalah sebagai obat diabetes, mengatasi hipertensi, menurunkan kolesterol, mengatasi stroke, mengatasi sembelit dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Khusus untuk pria, khasiat bawang dayak diantaranya adalah menigkatkan stamina dan vitalitas. Cara mengkonsumsinya cukup di seduh menjadi teh hangat.
Menurut pengakuan Ratna, potensi budiaya tumbuhan herbal tersebut bisa dikembangkan, namun karena keterbatasan minimnya modal untuk membeli benih menjadi kendala tersendiri.
Sobri Fadholi, salah satu mahasiswa KKN STAI Al Muhammad di desa tersebut mengutarakan bahwa market/pemasaran tanaman herbal tersebut juga masih terbatas. Hal itu disebabkan penjualan belum banyak orang yang tau bahwa di Desa Pelem ada budidaya tumbuhan itu.(sbri)